Tuesday, March 17, 2009

Tidak Menshalatkan Orang Munafik yang Meninggal

Diriwayatkan dari Ibn Umar ra. : ketika Abdullah bin Ubai (pemimpin orang-orang munafik) meninggal, anak lelakinya menemui Nabi Muhammad Saw dan berkata, “ ya Rasulullah ! berikan pakaian anda untuk mengkafaninya, shalatlah untuknya, dan mohon ampunan Allah untuknya”. Maka Rasulullah Saw memberikan pakaiannya kepada dia dan berkata,”beritahu aku (apabila pemakaman telah siap) sehingga aku mungkin menshalatkan jenazah nya”. Maka ia pun memberitahu Nabi Muhammad Saw dan ketika Nabi Muhammad Saw bersiap hendak menshalatkan (jenazahnya), ‘Umar memegang tangan Nabi Muhammad Saw dan berkata, “bukankah Allah telah melarang anda menshalatkan orang-orang munafik?” Nabi Muhammad Saw bersabda, “ aku telah diberikan pilihan karena Allah berfirman: Apakah kau memohon ampun bagi mereka atau tiada memohon ampun bagi mereka, dan sekalipun kau memohon tujuh puluh kali untuk ampunan mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka. (QS. At-Taubah [9]: 80)”.
Maka Nabi Muhammad Saw mengerjakan shalat jenazah dan pada waktu itu turunlah wahyu Allah : dan janganlah kau sekali-kali menshalatkan seorang pun di antara mereka (orang-orang munafik) yang mati (QS. At-Taubah [9]: 84).


Memandikan dan Membasuh Dengan Bilangan Ganjil

Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiyyah ra. : ketika putrinya meninggal, Rasulullah Saw menemui kami dan berkata, “basuhlah ia tiga atau lima kali atau lebih dengan air dan sidr (daun dari pohon bidara) jika menurut anda diperlukan kamper atau sesuatu simpanlah di atasnya setelah selesai; dan apabila anda telah selesai beritahu aku”.  Maka ketika telah selesai (memandikan jenazah putri Nabi Muhammad Saw) kami memberitahu Nabi Muhammad Saw. Dan Nabi Muhammad Saw menyerahkan gamis beliau dan mengatakan kepada kami untuk menyelubungi (jenazah putrinya) dengan gamis itu.